Oleh: Gloria Samantha
Baru-baru ini, peneliti mewacanakan obat yang dapat mencegah demensia yang belum terjadi maupun memperlambat demensia yang tengah dalam proses.
"Penemuan kami melibatkan fragmen amiloid beta yang disebut AICD. AICD sudah diketahui mengontrol gen-gen yang berkontribusi terhadap alzheimer. Kami menemukan sebuah molekul protein yang ternyata mampu berkomunikasi dengan AICD ini, untuk mengaktifkan gen target," kata Thomas Boyer, Ph.D. dari Health Science Center University of Texas di San Antonio.
Maka, pengetahuan dari identifikasi ini akan dimanfaatkan mengobati alzheimer, dengan membuat obat yang bisa tanggap memblokir dan mengacaukan sinyal komunikasi antarmolekuler tersebut.
"Penemuan kami melibatkan fragmen amiloid beta yang disebut AICD. AICD sudah diketahui mengontrol gen-gen yang berkontribusi terhadap alzheimer. Kami menemukan sebuah molekul protein yang ternyata mampu berkomunikasi dengan AICD ini, untuk mengaktifkan gen target," kata Thomas Boyer, Ph.D. dari Health Science Center University of Texas di San Antonio.
Maka, pengetahuan dari identifikasi ini akan dimanfaatkan mengobati alzheimer, dengan membuat obat yang bisa tanggap memblokir dan mengacaukan sinyal komunikasi antarmolekuler tersebut.
Tanda-tandanya antara lain menjadi pelupa, kesulitan berbicara dan membaca/menulis, dan perubahan suasana hati yang tidak terkontrol. Demensia meskipun banyak menyerang orang berusia lanjut, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa ia dapat menyerang orang dewasa di segala umur.
"Orang-orang yang menderita demensia seringkali dikerdilkan oleh pelayanan buruk. Pelayanan kesehatan cenderung gagal mengakomodasi kebutuhan mereka," demikian menurut pengakuan Alzheimer's Society di Inggris.
(Sumber: Medical News Today, National Geographic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar